Selamat Datang di webBlog Kelompok Studi Biodiversitas Universitas Sebelas Maret Surakarta :: " save our earth from the human destruction "

Rabu, 27 Februari 2008

Eksplorasi Biodiversitas Indonesia

Eksplorasi Biodiversitas Indonesia Masa Depan Harus Terpadu dan Sistematis

Kapanlagi.com - Tidak kurang dari 250 peneliti dan ilmuwan Indonesia dan mancanegara yang mengikuti Simposium Nasional Kimia Bahan Alam XV tahun 2005 yang bertempat di Auditorium Rektorat Institut Pertanian Bogor (IPB) selama dua hari (13-14/09) akhirnya melahirkan "Deklarasi Bogor", yang menyuarakan mengenai pentingnya eksplorasi potensi biodiversitas Indonesia di masa depan.

"Untuk masa depan Kimia Bahan Alam Indonesia, eksplorasi potensi biodiversitas Indonesia perlu dilaksanakan secara terpadu dan sistematis dengan memprioritaskan pengembangan Research and Development Nasional yang berhubungan dengan Pelestarian, dan juga Research and Development dan Industri," kata Ketua Panitia Simposium Nasional itu, Dra Sri Mulijani, MSc di Bogor, Kamis malam.

Kegiatan simposium nasional itu sendiri terselenggara atas kerjasama antara Departemen Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogor dan Himpunan Kimia Bahan Alam Indonesia (HKBAI),

Ia menjelaskan, peserta Simposium Nasional Kimia Bahan Alam XV tahun 2005, yang dihadiri lebih dari 250 peserta dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian yang ada di Indonesia, serta pembicara tamu dari Jepang, Korea, Malaysia, dan Indonesia, menyatakan bahwa proses evolusi yang terjadi menghasilkan biodiversity, diantaranya terdiri dari tumbuhan tingkat tinggi, serangga dan organisme lain di darat maupun di laut.

Disebutkan bahwa sampai saat ini terhitung lebih dari 350.000 spesies tumbuhan tingkat tinggi, 30.000.000 serangga serta 1.500.000 jenis jamur dapat menghasilkan berbagai produk yang salah satunya adalah metabolit sekunder dengan jumlah lebih dari 1000.000 senyawa kimia, walaupun yang diketahui baru 100.000, dengan fungsi adaptif sebagai pertahanan diri, simbiosis, polinasi dan lain-lain.

Salah satu contoh manfaat tumbuhan tingkat tinggi yaitu penghasil senyawa bioaktif salisil alkohol yang masih populer sejak ditemukannya 100 tahun yang lalu.

Deklarasi juga menyatakan bahwa pada saat ini terdapat sekitar 30.000 jenis penyakit, tetapi hanya beberapa diantaranya yang bisa disembuhkan dengan obat yang ada. Dengan demikian pemanfaatan metabolit sekunder dengan keanekaragaman struktur yang tinggi masih memberikan peluang untuk penemuan obat-obat baru.

Dinyatakan pula bahwa Indonesia yang mempunyai daratan hanya 1,3% dari permukaan bumi akan tetapi merupakan negara ke-2 terkaya dalam keanekaragaman hayati di dunia baik yang terdapat di darat maupun di laut, antara lain meliputi 10% tumbuhan tingkat tinggi, 40% serangga, dan 12% mamalia.

"Potensi biodiversitas ini harus menjadi unggulan pembangunan ekonomi nasional dengan mengembangkan kegiatan penelitian yang berkenaan dengan keanekaragaman hayati Indonesia tersebut," katanya.

Karena itulah, untuk pengembangan Research dan Development yang berhubungan dengan keanekaragaman hayati perlu diwujudkan sistem kerjasama networking antara berbagai institusi penelitian baik di tingkat Nasional, regional maupun internasional.

Untuk mendukung pembentukan networking tersebut, diimbau agar lembaga-lembaga pemerintah, perguruan tinggi, lembaga penelitian dan industri memfasilitasi terwujudnya Sistem Sentralisasi Instrumentasi dan prasarana lain untuk Research dan Development yang bersangkutan selaras dengan sistem networking tersebut.

Diantara para deklarator yang dibacakan Prof Wahyudi itu, diantaranya Dr Euis Holisotan Hakim (HKBAI), Prof Tun Tedja Irawadi (Departemen Kimia IPB) dan Dra Sri Mulijani, MSc. (*/lpk)


0 komentar:

Artikel pada ketegori yang sama :

Powered By Blogger
eXTReMe Tracker